Jalan salib solidaritas
Gerry Gobang
Narator
Utama :
Saudara / i, umat Allah, peziarah yang
terkasih....
Kisah Golgota adalah kisah tragis 2000-an tahun
lalu. Tragedi Golgota adalah sebuah sejarah yang layak disimak. Sebuah kisah
yang patut ditulis ulang. Adalah suatu kebenaran yang tak dapat disangkal,
yakni peristiwa wafatnya Yesus Kristus merupakan pengalaman yang paling tragis
dalam hidupNya. Peristiwa yang tidak kita alami secara langsung ini, sangat
menyentil perasaan manusiawi kita.
Saudara – saudariku yang terkasih....
Sambil menatap bayangan Zaitun dan kenangan
Golgota, yang telah menyulam wajah Kristus, yang carut – marut, berlumuran
darah, marilah kita menatap dosa – dosa kita.
Karena dosa kitalah, Dia datang. Karena kesalahan
kitalah, Ia wafat....
Mari menapak Jalan salib Tuhan yang adalah tanda
solidaritas Allah akan penderitaan manusia...
EPISODE GETSEMANI
(Lagu/Koor : Aduh Bukit Zaitun (Atau
lagu yang sesuai)
Narator :
BALADA GETZEMANI (Diiringi Musik Instrumental)
Getzemani mengukir sejarah
Terpatri dalam ziarah pengikutnya
Yudas seorang sahabat memalingkan wajah
Lantaran tiga puluh keping perak
Hembusan angin dingin kaku
Menoreh tirai hati
Anak manusia dalam kesusahan
Awan berarak pelan
Mendung menyelimuti
Suram wajah
Yang basah oleh keringat darah
Oh…… betapa gelisah hatiku
Oh…… wajah yang ramah
Tak pantas ditampar para khianat
Getzemani ! Getzemani ! Getzemani !
Aromamu membaur dalam angkara sejagad
Dosa manca benua bergelantungan di rantingmu
Ya Bapaku, jikalau boleh
Biarlah piala ini berlalu dari padaKu
Namun bukan seperti yang Kukehendaki
Melainkan seperti yang Engkau kehendaki….
Tersobek wajahnya dikecup pasukan Yudas
Ludah-ludah khianat melekat di pipinya
Hatiku sedih
Seperti mau mati rasanya
Tinggalah di sini berjagalah dengan Daku
Sebab pengkhianat-Ku hampir datang
MenjemputKu di gerbang zaitun
Getzemani ! Getzemani ! Getzemani !
Kukenang dalam gelisah tak bertepi
Yesus
: Dengarlah hai kamu semua; banyak orang tak lagi mencintai kebenaran dan
keadilan. Karena itu anak manusia datang untuk mewartakan kebenaran dan
keadilan di tengah-tengah bangsa ini…. Demi kebenaran dan keadilan itu, Anak
Manusia harus menanggung penderitaan, ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala,
ahli-ahli taurat, lalu dibunuh, namun bangkit pada hari ketiga. Berdolah
kamu….. marilah kita pergi.
Yohanes
: Guru, kemanakah kita harus pergi ?
Petrus : Guru, sebentar lagi gelap akan
menyelimuti daerah ini, sebaiknya kita tak perlu pergi.…
Yesus
: Kita harus pergi ke Bukit Getzemani, di Bukit Zaitun. Dari sanalah awal
kesengsaraan dimulai; orang-orang berdosa akan menangkap dan menyeret Anak
Manusia untuk mati di kayu salib. Dan kamu semua akan terguncang imanmu karena
hal itu. Sebab ada tertulis …. Aku akan
membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai berai.
Petrus
: Guru, biarlah mereka tergoncang imannya karena Engkau ! Aku sekali-kali tidak
!
Yesus
: Aku berkata kepadamu, Petrus. Sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok,
engkau telah menyangkal aku tiga kali.
Narator 1
: Kegelapan menyelimuti kota Yerusalem. Yesus berjalan menyusur Lembah Sedron
menuju ke taman Getzemani. Yesus menuju ke taman duka cita, untuk memperbaiki
lagi dosa yang telah diperbuat manusia pertama oleh manusia pertama dalam taman
kenikmatan, firdaus. Penghuni Yerusalem sedang tidur dengan nyenyaknya, mereka
tidak menduga tentang kejadian bersejarah yang sedang berlangsung di taman
Getzemani. Kesengsaraan Tuhan telah dimulai. Yesus masuk ke taman itu dengan
membawa Petrus dan kedua Anak Zebedeus. Adapun Yudas yang mengkhianati Yesus
juga mengetahui tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ bersama
dengan murid-muridNya.
(Yesus berjalan dengan sangat pelan. Terlukis
kesedihan di wajahnya, sementara para muridnya mengikuti dari belakang, sambil
menolah ke kiri dan ke kanan karena ada kecemasan di hati mereka, terutama
Petrus)
Narator 2
: (Dengan Iringan instrumen sengsara)
“Lihatlah
manusia ini”. Di sini, di tempat ini, suatu rahasia abadi terjadi, suatu
misteri sepanjang abad terbukti. Di taman Getzemani, Yesus sudah mengalami
penderitaan yang membawa maut. Betapa tidak, sebagai Allah Ia sudah mengetahui
siksaan itu sebelumnya dan sebagai manusia ia merasakan dalam hatinya segala
kengerian. Ia merasakan penghinaan dan kebengisan yang sudah mendekat. Ia
melihat serdadu-serdadu ganas yang mendaratkan tinju dan jotos di wajahnya. Ia
melihat mereka meludahinya, menginjaknya, menderainya, dan memahkotainya dengan
mahkota duri. Ia merasakan deraan, paku-paku yang tajam, tali temali dan beban
salib yang amat berat. Ia melihat Golgota…… ya Golgota. Ia melihat dirinya
digantung di salib, diapiti dua penjahat. Ia melihat hujatan dari lautan
manusia. Ia melihat penderitaan Ibunya di kaki salib …. Tidaklah mengherankan
kalau seluruh kodrat manusiawinya merasa ngeri atas semua penderitaan itu. Ia
gemetar ketakutan. Dan ketika segala-galanya seakan-akan sudah meninggalkannya,
bergaunglah seruannya yang penuh duka cita : “Bapa, kalau boleh jauhkanlah dari
padaKu penderitaan yang Aku harus alami ini.”
Yesus
: (Berbicara kepada murid-muridNya) “Tinggalah di sini dan berdoalah, supaya kamu
tidak jatuh ke dalam percobaan.
(Adegan:
Yesus mengambil jarak sedikit jauh dari murid-muridNya untuk berdoa. Tangan
kanan Yesus diangkat, tangan kirinya melekat di dada. Kemudian kedua tangannya
diangkat sampai selesai untuk berdoa dalam hati. Lalu Yesus berkata :…. )
Yesus
: Jiwaku sedih hingga mau mati rasanya. Ya Bapa…. Aku berdoa kepadamu….. Bapaku
jikalau boleh, biarlah piala ini lalu dari padaku…. (menundukkan kepala)….
Tetapi bukan kehendakKu ya Bapa, melainkan kehendakMu …. Terjadilah !
(Adegan :
Yesus bangun berdiri lalu mendapatkan tiga rasulnya yang sedang tidur nyenyak.
Ia menatap dalam dan segera membangunkan mereka )
Yesus
: “Petrus….. Yohanes….. Yakobus bangunlah ….. (Petrus dan kedua murid serentak
bangun) memang bebanmu berat, tetapi tidak sanggupkah kamu berjaga bersamaku
satu jam saja ? Roh memang kuat tapi daging lemah. Kini waktunya sudah tiba.
Bangunlah orang yang menyerahkan aku sudah datang.
Yudas,
Algoju, Orang Yahudi : (Berteriak,
ribut, gaduh. Bawa tombak, obor dan tali). Tangkap Yesus ! Tangkap Yesus !
Yesus, kau penipu, Kau penghujat Allah !
Yudas: (Memberikan
isyarat diam) Ssssttt…. Lihat para pengikut Yesus itu, dan orang yang
kucium itulah dia dan bawalah dia dengan selamat. Semua berteriak riuh)
Yakobus : Ada apa ini, mengapa ribut – ribut begini ? ( Murid - murid ketakutan )
Yesus : Putera Manusia akan diserahkan ke tangan orang berdosa. Lihatlah, orang
yang mengkhianati Aku sudah dekat.
Yudas : ( Maju mendekati Yesus dan
berkata) Salam hai Guru….! (lalu Yudas mencium Yesus)
Yesus : Hai sahabat, untuk inikah engkau datang ? Yudas, engkau menyerahkan Anak
Manusia dengan ciuman. Betapa kejamnya engkau. Adalah lebih baik jika engkau
tidak dilahirkan ke dunia ini. (lalu Yesus berpaling kepada gerombolan orang
dan berkata)
Yesus : Siapakah yang kamu cari ?
Orang Yahudi : Yesus dari Nazareth ( 2 X )
Yesus : Akulah Dia, yang kamu cari. ( Mereka
semua mundur dan rebah ke tanah. Yesus
mendekati mereka dan berkata )
Yesus : Bangunlah…. Siapakah yang kamu cari ?
Orang Yahudi : Yesus dari Nazareth ( 2 X )
Yesus : Telah aku katakan, akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari biarlah mereka
pergi.
(Adegan : para murid nampak
kebingungan, sedang Algojo dan Orang Yahudi segera menangkap dan membelenggu
Yesus, mengikatnya dengan tali dan menyeretNya. Melihat itu, Petrus lalu
menghunus pedangnya dan memotong telinga Maltus, seorang hamba Imam besar,
hingga putus)
Yesus : (Kepada Petrus) Petrus,
sarungkanlah pedangmu itu. Sebab barang siapa menggunakan pedang, akan binasa
oleh pedang. Atau kau sangka, bahwa Aku tak dapat berseru kepada Bapaku, supaya
ia mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku !
(Adegan: Lalu
Yesus mengambil telinga orang itu lalu menyambungnya kembali)
Yesus : (Kepada algoju dan orang Yahudi)
Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung?
Padahal tiap-tiap hari aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak
menangkap Aku !
Algoju, orang Yahudi :(Menangkap
dan mengikat Yesus. Dan Berteriak sambil terus menyeret Yesus) Yesus, kau
penipu, kau penghujat Allah! Kau harus dibunuh ! Siksa Dia !
(Adegan : Setelah
itu, serdadu langsung membawa Yesus ke tempat pengadilan)
EPISODE PENGADILAN
( Musik
instrument, sambil para prajurit menggiring Yesus menuju Kayafas....Pada
perhentian pertama, telah ada Imam Besar Kayafas dengan pakaian kebesarannya.
Disampingnya ada gambar perhentian pertama )
Perhentian I : YESUS DIHUKUM MATI
P : Kami
memuji Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu Engkau telah menebus dunia
Narator
1 :
Yesus diseret ke pengadilan. Di sana telah menanti
Imam Besar Kayafas. Namun, Yesus bagai domba yang diam membisu ketika dihantar
ke tempat pembantaian. Ia dianiaya, tetapi itu ditanggungnya dengan sabar,
tanpa membuka mulutnya. Ia membiarkan dirinya digolongkan di antara kaum
durjana, sebab itu ia memikul kejahatan banyak orang dan berdoa bagi
orang-orang berdosa.
(Koor :
Lagu Yesus Tuhanku Atau lagu Lain yang sesuai)
Narator
2 : Balada Pengadilan
Kau,
Datang di tengah – tengah milikMu,
Tetapi mereka tidak menerima Mu
Kau, tak dikenal
Bagaikan seorang penjahat politik,
Kau, dihadapkan pada Pilatus
Di sana, ditelingaMu
Pekikan mengguntur, “ Salibkanlah
Dia....Salibkanlah Dia...”
Orang – orang garang dihasut pemimpin – pemimpin
durjana
Yang telah bertahun – tahun menjebak kebenaran
Ke dalam kepalsuan demi nikmatnya kedudukan
Pilatus,
Dijerat rasa takut akan kehilangan kedudukan empuk
Menipu suara hati yang mengaku
Kaulah Raja, datang menyaksikan kebenaran yang
menguasai badai dunia
Kau, bisu lantaran rela pada kehendak Bapa
Dan cinta pada manusia
Hanya mata memancar kasih
Pada wajah – wajah palsu penuh ambisi
Yang keindahannya bagaikan kubur dicat putih.
Kini Kau dihukum mati
Oleh kehendak dan pengadilan tak adil
Kaulah
Raja - Kaulah
Kebenaran
Kayafas : (tertawa sinis) : Oh… ya !
Sudah lama aku menantimu Yesus. Kita memang harus bertemu. Yesus…. Benarkah
Engkau ini Messias ?
Yesus : Sekalipun Aku mengatakan kepadamu, namun kamu tak percaya. Tetapi mulai
dari sekarang, Anak Manusia sudah duduk di samping kanan Allah Bapa yang
mahakuasa.
Kayafas : Apa..? Apa katamu, Yesus…? Hai kalian (kepada orang-orang yang hadir) tidakkah kalian mendengarkan sebuah
penghojatan ? Karena itu saudara-saudaraku adalah lebih berguna jikalau seorang
mati untuk seluruh bangsa !
Orang Yahudi (satu orang) : Sekarang Dia telah ada di tangan kita, kita harus
membunuhNya. Ia layak untuk dihukum mati.
Orang Yahudi : (bersorak) : salibkan Dia…
salibkan dia.
Kayafas : (berkata kepada pengawal dan Orang
Yahudi) : Serahkanlah dan bawalah dia kepada Pilatus.
(Adegan : Yesus diseret secara paksa menuju istana
Pilatus. Sesampainya di Istana Pilatus, Orang Yahudi dan para pengawal
berteriak)
Orang
Yahudi : Hidup Pilatus !! Hidup
Sahabat Kaisar !!!
(Adegan:
Pilatus nampak heran bercampur bingung melihat orang-orang datang kepadanya
sambil membawa Yesus)
Pilatus : Saudara-saudara apa tuduhanmu terhadap orang
ini !!1
Orang
Yahudi : Orang ini mengaku
dirinya raja, dan mengacaukan rakyat dengan ajaran sesatnya !
Pilatus : (Kepada
Yesus) Tidakkah Engaku dengar, betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini
terhadapMu ? Benarkah Engkau ini raja ?
Yesus : Apakah Engkau mengatakan hal itu dari hatimu
sendiri, ataukah ada orang lain yang mengatakan kepadamu tentang Aku ?
Pilatus : Apakah Engkau kira aku ini seorang Yahudi ?
Bangsamu sendiri dan Imam-imam kepalamu sendirilah yang menyerahkan Engkau
kepadaku. Apa yang telah Engkau perbuat?
Yesus : KerajaanKu bukan dari dunia ini, jika kerajaanKu
dari dunia ini pasti hamba-hambaku telah melawan supaya aku jangan diserahkan
kepada orang-orang Yahudi. Akan tetapi kerajaanku bukan dari sini.
Pilatus : Jadi… Engkau adalah Raja ?
Yesus : Engkau sendirilah yang mengatakan bahwa Aku
adalah Raja.
Pilatus : (sambil
berdiri) Siapa yang kamu kehendaki, supaya aku membebaskan bagimu : Barabas
atau Yesus yang kamu sebut Kristus ?
Orang
Yahudi : Barabas !! Barabas !!! Barabas !!! Bebaskan
Barabas bagi kami !!
Pilatus : Jika demikian, apa yang kuperbuat dengan Yesus
yang disebut Kristus ini ?
Serdadu
dan Orang Yahudi : Salibkan Dia
!! Salibkan Dia !!!! Lepaskan Barabas bagi kami !!
Pilatus : Tetapi kejahatan apa yang telah dilakukannya ?
Serdadu
dan Orang Yahudi : Salibkan Dia
!! Salibkan Dia !!!! Lepaskan Barabas bagi kami !!
Pilatus : Yesus ! Apa yang Kau ajarkan ? Apakah Engkau
sunggguh-sungguh Raja Orang Yahudi ?
Orang
Yahudi : Tidak !! Tidak !!!
Penguasa kami hanyalah Kaisar. Dia ini penghasut, penghujat. Dia harus dihukum,
kalau tidak engkau bukanlah sahabat Kaisar.
Orang
Yahudi (satu Orang) ; Dia mengaku dirinya Raja dan mengacaukan rakyat,
apakah dia harus dibebaskan.. ?
Pilatus : Orang apakah Dia ini ?
Kayafas : Galilea !!
Pilatus : Bukankah Herodes ada di kota ini. Bawalah Dia
ke Herodes.
(Adegan :
Yesus diseret menuju Istana Raja Herodes. Orang-orang Yahudi tetap
bersorak-sorai)
Herodes : (Tertawa)
Kini aku baru bertemu dengan kau yang namanya Yesus itu. ! Ehhh. Yesus Sang
pembuat mukjizat, buatlah mukjizat-mukjizarmu di hadapanku, kalau engkau
sungguh-sungguh Mesias !
Herodes : Mengapa kau diam. Ayo siksa dia biar dia mau
bicara !!
Pengawal : Hormatku padamu hai Raja orang Yahudi ! (menampar Yesus) Coba bernubuatlah siapa
yang menamparmu ? (Para pengawal lain
mengolok-olokkan Dia)
Herodes : Bawa Dia kembali kepada Pilatus !!!
(Adegan : Yesus kembali dibawa kepada Pilatus)
Narator
1 : Yesus kembali dibawa ke
Pilatus. Sejarah kesengsaraan Kristus dapat mengangkat ke permukaan, berapa
banyak kebencian dan kedurhakaan dapat terpendap di dalam hati manusia. Berapa
banyak kejahatan dan sikap tidak tahu terima kasih mengalir di dalamnya.
Kristus di depan Pilatus. Suatu adegan yang memprihatinkan terjadi di tempat
ini lagi….
Istri
Pilatus : (Mendekati Pilatus dan
menyampaikan mimpi semalam kepada Pilatus) :….. Jangan engkau mencampur perkara
orang benar ini, sebab karena Dia, aku menderita dalam mimpiku malam tadi.
Pilatus : Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang
ini. Aku akan mencambuk dan menyiksa Dia setelah itu Dia akan kubiarkan pergi.
Orang Yahudi :(Berteriak....) Salibkanlah
Dia....Salibkanlah Dia.... Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu, Ia harus
mati sebab Ia menganggap diriNya sebagai Anak Allah. Jika tuan membebaskan Dia,
tuan bukanlah sahabat Kaiser. Setiap orang yang menganggap dirinya raja, ia
melawan Kaiser. Enyalah Dia,.......Salibkanlah Dia.....
Pilatus : (melihat usahanya sia-sia untuk membebaskan
Yesus, Pilatus mencuci kedua tangannya di hadapan banyak orang dan berkata ) :
Aku tidak bersalah atas darah orang ini. Itu urusan kamu sendiri. Adililah Dia
menurut hukummu. (Pilatus berkata sambil
menujuk kepada Yesus) Ambillah
Dia....!
Orang
Yahudi : Biarlah darahNya
ditanggungkan atas kami dan anak-anak kami.
Orang
Yahudi (Berteriak) : Salibkanlah
dia ! Salibkan Dia !!
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian
II : YESUS MEMANGGUL SALIBNYA (Masih
di tempat yang sama)
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan
bersyukur kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia
Serdadu : (Menaruh mahkota duri di atas
kepala Yesus dan memberikan pakaian jubah ungu sambil maju dan berkata...) Salam
Hai Raja Orang Yahudi....( lalu menampar
Yesus )
Serdadu : (Sambil mengejek Yesus) Heeh
Messias, ayo sekarang buatlah mukjizat, supaya kami semua percaya.. Ayo, bawa
salib nya.
Narator
1 :
Dengan
penuh kerelaan Yesus mengulurkan tanganNya dan menerima salib yang berat itu.
Ia hanya berdiam diri tetapi berteguh hati untuk menerima keputusan yang tidak
adil itu. Betapa kita kerap kali merasa tidak senang bahkan mengeluh bila suatu
saat kita mendapat salib kecil dalam kehidupan kita, semisal penyakit,
kegagalan dalam studi, kegagalan dalam pekerjaan, kegagalan dalam bercinta,
kesalahpahaman dalam pergaulan serta kemiskinan materi. Bukankah Yesus pernah
bersabda, “Barangsiapa ingin menjadi muridKu, ia harus berani menyangkal diri
serta memanggul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku” Betapa sering kita
melarikan diri dari resiko hidup ini, lebih sering kita mencari sesuatu dalam
kenikmatan daging dari pada harus berkeringat dan berjuang dengan tabah hati.
Narator
2 : Marilah berdoa :
Ya
Yesus, jadikanlah kami hamba dan pengikutMu yang setia, terutama tenaga dan
pengorbanan kami yang sangat dibutuhkan bagi gereja, keluarga dan masyarakat
kami. Kuatkanlah niat dan keberanian kami untuk tidak melarikan diri dari
tanggung jawab yang harus kami pikul.
(Lagu
Oleh Koor : O Sri Yesus / lagu lain
yang sesuai)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
( Selanjutnya Yesus mulai memanggul salib adan
berjalan. Hingga jatuh)
Perhentian III : YESUS JATUH DI BAWAH SALIB
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur
kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia
Serdadu
1 : Hai bangsat …… ayo bangun…. !
Serdadu
2 : Ha..ha..ha.. Raja Bangsa
Yahudi terjatuh… (tertawa)
Narator
1 :
Dengan
sesungguhnya kelemahan – kelemahan kitalah yang ditanggungNya dan segala
dukacita kitalah yang dipanggulNya. Ia telah merendahkan diriNya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati dikayu salib. Itulah sebabnya Allah telah
meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, supaya
dalam Yesus bertekuk lututlah segala yang ada di langit dan yang ada di bawah
bumi.
Sesudah jatuh, Yesus segera bangun kembali. Tenaga
manusiawiNya sudah sangat lemah. Maka sebenarnya salib tak dapat dipikulNya
lagi. Hanya karena kasih dan cinta-Nyalah yang mendorongNya untuk tetap tabah.
Jatuh adalah pengalaman yang menyakitkan sekaligus
memalukaan. Sekian sering kita juga terus jatuh pada kesalahan dan dosa yang
sama. Satu pertanyaan untuk kita renungkan, “ Bersediakah kita bangun lagi dari
kesalahan dan kedosaan kita ?” Bumi takkan menangis jika kita terantuk dan jatuh.
Namun ia akan meneteskan air mata jika kita tak mau bangun.
Narator
2 : Marilah berdoa :
Ya
Yesus, hampir setiap kesusahan kami rasakan terlalu berat. Namun kami percaya
kelemahan itu akan kami atasi dengan kekuatanMu.
(Lagu
Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian IV : YESUS BERJUMPA DENGAN IBUNYA
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur
kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia
Narator
1 : (Instrument mengiringi puisi) :
MAWAR INI, MAWAR DUKA
Kubacakan puisi ini...
Ketika mentari hanyalah lembayung jingga
Bersama alam yang merunduk sunyi
Sebisu hatimu Bunda, disaat terpekur di kakiNya
Yang lunglai memikul kayu salib
Bunda...
Bening matamu menatap wajah nan terkulai
Tatapanmu membelai seraut wajah letih
Air matamu membasahi dahagaNya nan lara
Sejuk telingamu menangkap rintihanNya sedih
“ Ibu, inilah anakmu “
Belati duka menikam wajahmu pasrah
Meratap Bunda dalam hening
“ Duka manakah seberat dukaku ?”
Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut
perkataanMu
Mawar yang Bunda petik pada samudera kehidupan
Adalah mawar dari taman hati penuh cinta
Berpadu gelombang kasih
Mengalir pada sungai hati nan tak bertepi
Salam Bintang Laut
Kau hadirkan keribaan Bapa setangkai mawar
pengabdian
Mahkotanya mekar dalam lautan ziarah yang tak
bertepi
Bunda...
Di pintu hatimu kami mengetuk
Salam Pintu Surga
Mawar nan terkulai ini kupersembahkan buatmu
Dari hatiku yang patah berkeping retak
Dari jantungku yang berdetak lamban
Dari nuraniku yang puntung buntung
Oleh wajah pertiwiku penuh tangis nan sedih
(Lagu Oleh Koor: Ave Maria)
Narator
2 : Marilah berdoa :
Bunda
pengasih, aku sendirilah yang membuat engkau menderita. Terimakasih atas segala
jerih payahmu menerima derita dalam cinta, bersama Puteramu Yesus untuk
merangkul semesta jagat, milikmu sendiri. Tolonglah semua kaum ibu di seluruh
dunia, terutama mereka yang berada di daerah kami ini, agar dalam masa
penderitaan ini, mereka dapat mendidik anak – anak mereka mengikuti jalan
kebenaran, mengikuti jalan terang dan jalan surgawi.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian
V : YESUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur
kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia
Serdadu
1 : Heyy.. tidakkah engkau liat
orang itu sudah letih sekali. Carikan orang lain untuk membantunya. !!
Serdadu
2 : (Mencari orang dan menemukan
Simon) : Siapa namamu ??
Simon : Simon, tuan…
Serdadu : Cepat bantu orang ini untuk memikul salibnya
Simon : Tapi , tuan saya….
Serdadu : Mau melawan ya.. cepat bantu orang itu !!!
Simon (kepada Yesus)
: Guru, aku aku hendak membantumu, ampunilah aku sebab aku tidak layak berada
di dekatMu.
Narator
1 :
Yesus
kelihatannya sangat letih sekali. Ia sudah tak sanggup lagi untuk memanggul
salibNya lebih jauh. Maka ditahanlah seorang yang bernama Simon dari Kirene
yang baru pulang dari kebun. Lalu diletakkannya salib itu di atas bahunya,
supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus. Saudara-saudari, ketika Simon dipaksakan untuk memikul salib,
ia dengan rela menerimanya. Ia dengan rendah hati mau menerima salib dan
membantu Yesus. Inilah tanda cinta dan belaskasihannya yang mendalam kepada
sesamanya yang menderita.
Kepada kita, diberikan kebebasan untuk mengikuti
dia atau menolak dia. Dengan hati yang lembut, Yesus berdiri di pintu hati
kita. Ia mengetuk dan meminta jawaban dari kita. Memilih Yesus berarti harus menyangkal
diri dan memikul salib. Apakah kita mampu ?
Narator
2 : Marilah berdoa :
Ya Tuhan, tolonglah kami, untuk selalu mengingat
bahwa kami telah Kau pilih untuk melayani dan mengasihi sesama serta memampukan
kami dengan kekuatanMu untuk mewujudkannya.
(Lagu
Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian VI : VERONIKA MENYAPU WAJAH YESUS
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur
kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia
Veronika : (berlari
mendekati Yesus) Ohh. Tuhanku… (sambil
menyeka wajah Yesus. Setelah itu menunjukkan wajah Yesus pada kain)
(Lagu Koor)
Narator
1 :
Di
tengah keganasan, di tengah serdadu – serdadu memukul Yesus, ketika mereka
menyeret Yesus, Veronika masih sempat melihat Yesus. Veronika turut mengambil
bagian dalam kedukaan itu. Sikap Veronika bukan berhenti pada rasa duka, tetapi
telah ada suatu keberanian untuk mendekati dan berbuat kasih kepada Yesus.
Veronika mengusapi wajah Yesus yang dicucuri keringat bercampur darah. Dan
tanda terima kasih Yesus, bukanlah kata–kata, melainkan memberikan wajahNya,
yang terbukti pada kain. Bahwa Yesus selalu memberikan diriNya kepada setiap
orang yang berbuat kasih. Setiap orang yang berani berbuat baik, terhadap
sesama akan mendapat pahala dari Tuhan. Tuhan akan memberikan ganjaran dan
imbalan kepada setiap orang setimpal dengan usahanya, bahkan lebih dari pada
itu.
Narator
2 : Marilah berdoa :
Ya
Tuhan, kadang kala kami takut dan malu untuk berbuat baik. Kami tidak berani
mewartakan cinta kasih kepada sesama. Semoga hati dan perbuatan kami bersatu
dan sesuai dengan rencanaMu untuk menolong orang lain yang ditimpah kesusahan.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian VII : YESUS JATUH KEDUA KALINYA DI BAWAH SALIB
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur
kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia
Serdadu
1 : Hai bangsaat… ayo jalan.
Tempat penyaliban masih jauh..
Serdadu
2 : Cepat keparat (sambil mencambuk Yesus)
Narator
1 (Diiringi Instrument ) :
Simon telah memohon diri dan kini Yesus seorang
diri memikul beratnya salib kayu. Ia ditikam karena kedurhakaan kita. Dan
dihancurkan karena kejahatan kita. Siksaan yang menimpahNya membawa perdamaian
untuk kita, dan kita sembuh berkat bilur – bilur tubuhNya. Kita semua bagaikan
domba yang hilang dan tersesat, masing – masing menempuh jalannya sendiri.
Tetapi kepada Dia, Tuhan menimpahkan segala kesalahan kita semua, Ia dianiaya
dan Ia pun tunduk, dan tidak membuka mulutNya. Bagaikan domba yang diam tak
mengembik bila dicukur. Seperti anak domba yang dihantar ke pembantaian,
demikian pun Ia tidak membuka mulutNya. Yesus jatuh ke tanah lagi, karena orang
tidak ingat akan kebaikanNya terhadap mereka. Namun cinta kasihNya tidak
hilang. Sebab itu, segera Ia bangun...
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya
Yesus, buatlah hati kami untuk selalu peka dan terdorong untuk dapat menerima
segala kesusahan. Berilah supaya kami dapat membantu sesama kami yang menderita
dengan cara kami sendiri. Berilah kami hati yang rela untuk membantu sesama
kami.
(Lagu
Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian VIII : YESUS MENASEHATI WANITA – WANITA YANG MENANGIS
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur
kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia
Narator
1 :
Sekelompok wanita Yerusalem turut berduka cita atas
penderitaan Yesus. Mereka menangis di pinggir jalan salib, menuju Kalvari.
(para
wanita menangis dengan menyanyikan lagu duka cita/Ovos)
Yesus : Jangan menangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu
dan anak – anakmu.
Narator
2 :
Dengan
ini, Yesus menunjukkan bahwa karya amal lebih berharga dari pada kata – kata
dan air mata. Lebih baik merubah diri dari pada menangisi dosa kita.
P : Kasihanilah kami ya
Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian IX : YESUS JATUH KETIGA KALINYA DI BAWAH SALIB
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur
kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia
Serdadu (menendang
Yesus dengan keras sehingga Yesus jatuh ) : Ha..ha..ha… Ayo bangun… tempat
kematianmu sudah dekat..
Narator
1 :
Kalvari
bukit tengkorak. Jalan menuju ke puncak tidaklah mudah. Dakian berbatu dan
berkelok – kelok menampakkan keganasan dunia bagi sang Kasih. Dapat dipahami,
mengapa Yesus dapat jatuh sampai tiga kali? Yesus yang telah lemah karena tidak
tidur semalaman, didera dan diseret kemana–mana, harus menempuh perjalanan yang
begitu berat. Yesus harus menjalankan semuanya itu karena satu hal yakni “
KASIH “.
Dan Yesus pun jatuh lagi untuk ketiga kalinya.
Namun, Ia tetap bangkit dan berdiri untuk melanjutkan perjalananNya. Ia harus
terus berjuang untuk mencapai tujuan. Maka dalam kehidupan, ketika kita
menghadapi berbagai tantangan zaman, sebagai pengikut Kristus yang perkasa,
kita tidak boleh pernah menyerah sekalipun harus jatuh – bangun....
Narator
2 :
Marilah
berdoa :Tuhan Yesus, karena kasihMu kepada Bapa dan kepada kami, Engkau harus
menderita hingga jatuh berulang – ulang. Anugerahkanlah Roh kekuatan kepada
kami agar kami mampu bangkit dari kelemahan kami untuk terus berjuang menerjang
tantangan hidup ini.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian
X : PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN (di tempat penyaliban)
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur
kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia
Narator 1 :
Akhirnya
tibalah mereka di puncak Golgota. Di sana serdadu – serdadu secara kasar
menanggalkan pakaian Yesus yang melekat pada tubuhNya yang penuh luka. Luka –
lukaNya terasa amat pedih dan sakit. Ini merupakan saat yang paling memalukan.
Dia ditelanjangi didepan umum. PribadiNya yang luhur mulia, direndahkan. Ia
dicemoohkan. Penghinaan itu bukan hanya menimpah tubuh, tetapi juga mengoyahkan
kehormatan, wibawa dan harga diri seseorang yang harus dijaga.
(Adegan :
Para serdadu melepaskan jubah Yesus)
Serdadu : Salam haii Raja… (kemudian menarik dengan kasar pakaian Yesus)
Kepala
pasukan : (menangkap jubah yang dilemparkan serdadu) baiklah kita undi saja, siapa yang akan
mendapat jubah raja ini (tertawa
mengolok)
Narator 1 :
Yesus
harus mengorbankan segala – galanya. Ia tak menyimpan apapun bagi diriNya
sendiri. Di sini, di depan pintu kematian, semakin terasa bahwa hidupNya
dipertaruhkan untuk sesamaNya. pengorbananNya merupakan satu – satunya jalan
untuk menciptakan ikatan yang kuat dan perdamaian yang kokoh dengan mereka yang
menolak Dia. Yesus menyerahkan diri pribadiNya sendiri untuk menebus semua
orang, termasuk kita semua yang hadir di sini.
Narator
2 : Marilah berdoa : Ya Bapa, beranikanlah kami untuk mengorbankan
harta kekayaan, kehormatan, wibawa dan jabatan demi menjunjung tinggi keadilan
dan kebenaran yang dibutuhkan bagi keselamatan umat manusia.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian XI : YESUS DIPAKU DI KAYU SALIB
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur
kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia
Serdadu : (membawa
paku dan palu) : He…. Yesus, sekarang rasakan paku-paku ini akan menembus
tangan dan kakiMu.
Yesus (Mengerang
kesakitan saat paku menembus tangan dan kakinya) : Ahhh…..
Narator
1 :
Puncak
Golgota sudah didaki oleh Putera Manusia. Dan kini, tiba saatnya Dia akan
dibantai di mimbar salib. Keringat bercucuran membasahi tubuh. Dan darah
meleleh seakan meminta dikasihi oleh mahklukNya. Namun mahklukNya tega
membiarkan tangan dan kakiNya dipaku di palang penghinaan.
Tangan yang selama 33 tahun rajin bekerja, sekarang
dipaku karena kemalasan manusia. Kaki kudusNya yang telah mengembara ke banyak
tempat untuk menolong orang, kini dipaku karena manusia sering melangkah ke
tempat – tempat hina, ke ladang korupsi, ke tempat pelacuran, ke tempat
perjudian, dan menjadi biang ketidakadilan.
Oh....manusia, mengapa kamu berbuat demikian
kepadaKu ? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku ini Tuhanmu? “ Bapa, ampunilah mereka
karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
Saudara – saudaraku....Memang jalan satu – satunya
untuk menyelamatkan manusia adalah dengan penderitaanNya di salib. Allah
sungguh mengasihi manusia sehingga Ia rela mengutus PuteraNya ke dunia. Betapa
Tuhan baik kepada kita,....Sungguh mengagumkan bagi kita.....Lalu bagaimana
sikap kita dalam mengikuti jalan salib PuteraNya itu ? Apakah kita termasuk
dalam kelompok prajurit yang bermain dadu untuk mengundi jubahNya ? Mulut
mereka digenggam kerakusan, kebencian dan dendam membara....Ataukah kita
termasuk orang – orang setia, seperti Maria BundaNya, Maria Magdalena dan
Yohanes ?
Narator
2: Marilah berdoa :
Ya Yesus, tangan dan kakiMu dipaku karena dosa dan
kesalahan kami. Perbuatan dan tindakan kami yang jahat adalah paku – paku yang
melukai dan menembusi tanganMu. Semoga kami semakin sadar akan kekilafan dan
kalalaian kami sehari – hari....
(Lagu
Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian XII : YESUS WAFAT DI SALIB
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur
kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia
(Instrument
seram.....sayup – sayup ada instrument insilentio sambil dibacakan narator
berikut......)
Narator
1 :
Ketika mereka sampai di tempat yang bernama
tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu.
Yang seorang di sebelah kanan dan yang lainnya di sebelah kiri Yesus. Yesus,
hati dan tindakan kami begitu keras dan angkuh, bagaikan paku – paku yang
menembusi kaki dan tanganMu.
Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur
empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau minum. (Pemberian Anggur dilakonkan )
Pilatus menyuruh memasang sebuah tulisan di salib
Yesus yang berbunyi Yesus dari Nazareth Raja Orang Yahudi – INRI – Iesus
Naserimus Rex Iudaorum (Seorang membawa
tulisan INRI, paku dan pemukul lalu dipasangnya tulisan itu pada salib Yesus).
Lalu muncullah orang Yahudi dan Farisi, datang mengolok – olok Dia.
Orang
Farisi : Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya
sendiri tidak bisa Ia selamatkan.
Orang Yahudi : Hai, Raja Orang Yahudi, turunlah dari salib itu supaya kami dapat
percaya !
Orang Farisi : Engkau yang ingin merobohkan bait
Allah, turunlah dari salib jikalau Engkau sungguh – sungguh anak Allah !
Orang
Yahudi : Selamatkanlah diriMu dan
turunlah dari salib itu !
Yesus : Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak
tahu apa yang mereka perbuat
Orang
banyak : ( Terheran – heran sambil melihat satu sama lain )
Yesus: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan
Aku ?
Yesus : ( Musik
seram, ada hembusan angin...) Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan
hidupKu.......( disambung dengan bunyi
menggelegar. Instrument In Silentio sambil dibawakan sebuah puisi......Atau
bisa juga ratapan dalam bahasa daerah....)
Narator
2 (diiringi
instrumen)
Golgota….
Golgota…..
Terbantai tubuh tak berdaya
Tersobek jantungnya wamar merah tua
Kedukaan itu sangat hebat
Dan di bawah palang hina
Berdiri Bunda Saksikan Putera
Anakku, Apa salahMu, mengapa mereka telah
MembunuhMu
Oh… Bunda Dukacita
Ini salah kami, Ini dosa kami.
Kamilah yang telah meludahi mukaNya
Menampar pipiNya
Merobek jubahNya suci
Golgota ! Golgota !
Terukir pualam cinta tetes darah hapuskan dosa
Mengalir mengalun bersama geliat tubuhMu
Golgota ! Golgota !
Saksikan cinta Tuhan
Terucap dari bibir tertampar serdadu bengis : Bapa
Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat, dan di palang
ini.
Mazmur-mazmur cinta berkumandang.
Bapa, selesailah sudah.
(Lagu
Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian XIII : JENASAH YESUS DITURUNKAN DARI SALIB
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur
kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia
Narator
1 :
Sesudah
itu, Yosef dari Arimatea, ia adalah murid Yesus tetapi sembunyi – sembunyi
karena takut kepada orang – orang Yahudi, meminta kepada Pilatus supaya ia
diperbolehkan menurunkan jenasah Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya.
Juga Nikodemus, datang ke tempat itu. Dialah mula – mula datang waktu malam
kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak dan mur serta gaharu. Kira – kira 50
kilo beratnya. Meraka mengambil jenasah Yesus, mengapaninya dengan rempah –
rempah menurut adat orang Yahudi. Di sini dibenarkan sabda Yesus bahwa benih
yang ditanam harus mati dahulu agar dapat menghasilkan buah.
Narator
2 : Marilah berdoa :
Ya
Yesus, segala kesulitan kami merupakan juga benih yang suci, yang menghasilkan
buah yang melimpah. Karena itu, berikanlah kemampuan kepada kami untuk memahami
serta menemukan arti dari kesulitan – kesulitan hidup kami.
(Adegan:
Musik Instrument In Silentio mengiringi perarakan peti jenasah sampai ke dalam
Gereja. Peti disemayamkan di depan altar....)
(Lagu
Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian XIV : YESUS DIMAKAMKAN
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur
kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia
Doa – doa Penyerahan :
1. Doa orang tua
2. Doa seorang anak sekolah
3. Doa sepasang pemuda dan pemudi. Dll.....
Narator :Marilah berdoa :
Tuhan Yesus, Engkau sendiri juga mau merasakan kegelapan
makam sebagaimana yang akan kami alami. Tiga hari lamanya Engkau berbaring di
dalam perut bumi sampai dengan saat kebangkitanMu. Menyaksikan semuanya ini,
kami teringat akan sabdaMu, “Biji gandum kalau tidak jatuh ke tanah, ia akan
tinggal sendirian saja. Tetapi kalau ia mati, ia akan berbuah banyak.” Ditabur
dalam kefanaan, dibangkitkan dalam keadaan baka. Ditabur dalam kelemahan,
dibangkitkan dalam kekuatan. Semoga dengan jalan salibMu ini, kami pun
dikuatkan untuk memikul tanggung jawab atas hidup kami di bumi ini. Teguhkanlah
iman kami agar tetap setia dan percaya kepadaMu. Dengan demikian akan hidup
selalu dalam namaMu dan akhirnya kami pun dapat turut bangkit bersama
Dikau.....Amin.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
(Lagu Oleh Koor)
DOA
PENUTUP
(Oleh Narator Utama)
Marilah berdoa :
Tuhan Yesus, bersama Engkau kami telah tiba di
bukit Golgota. Dari salibMu yang suci akan Kau pancarkan kemuliaan Paskah bagi
kami yang sedang berziarah ini. Jalan salib ini masih akan kami lalui dalam
hidup dan perjuangan kami di tengah dunia ini. Namun kami percaya bahwa pengorbanan
dan perjuangan kami di dunia akan mendapat kekuatan bila senantiasa memandang
pada salib suciMu. Engkau kami puji kini dan sepanjang masa......
Umat : Amin.
Ijin download Kraeng . . . .
BalasHapusijin download ya mas..
Hapusmakasih
Gimana cara downloadnya
Hapusijin download
BalasHapusSebuah refleksi yang mendalam tentang kisah sengsara... karena dalamnya refleksi itu, saya merasa bagus untuk digunakan juga di sini.. teks ini akan digunakan oleh OMK salah satu stasi di Manado
BalasHapusgood job from papua, asmat
BalasHapusMohon ijin copy.
BalasHapusterima kasih...
salam dari makassar
Gbu
Ijin Copy....
BalasHapusijin copy ya. terima kasih
BalasHapusMohon ijin copy.thanks.... anggota umat mulia puncak jaya
BalasHapusNana frater ijin kopi ya. untuk buat tablo di Kalimantan Tengah. tabe aku fr. Siong, SMM.
BalasHapusIjin copy brother..
BalasHapusIjin Copy ya. Terimakasih.
BalasHapusIjin copy ya untuk buat Tablo di (Paroki Sta. Maria Fatima Kelapa Lima) Merauke π
BalasHapusIjin copy ya untuk tablo di paroki Robek
BalasHapusGiman cara downloadnya
BalasHapusIzin download kraeng
BalasHapusizin download dan dipakai sebagian besar untuk dipentaskan, bang. saya dari Samarinda, Kalimantan Timur
BalasHapusSaya bisa download kah saudara ,?ππππ
BalasHapusteks tablo yang sangat reflektif dan kaya akan pemaknaan. maka kami mohon ijin download dan mohon ijin teks tablo ini akan kami gunakan di Timika, Papua. terima kasih.
BalasHapusHow to wear a diamond necklace | Titsanium Art
BalasHapus› titanium alloy nier replicant jigsaw-by-metal-arts- › jigsaw-by-metal-arts- Titsanium Art. With diamond jewelry you have a titanium trim reviews choice of diamonds. Titsanium titanium rod Art. With diamond jewelry you grade 23 titanium have titanium bar a choice of diamonds.
Selamat pagi, saya Fr. Laus dari keuskupan Sintang minta izin menggunkan teks ini untuk tablo di paroki St. Martinus Kelam, Keuskupan Sintang untuk paskah 2022
BalasHapusKeren bro.
BalasHapusSaya juga minta izin utk menggunakan teks ini, utk pentas Tablo d Kalimantan Timur, tetapi tidak mengabaikan nama penulis.
Terimakasih. Tetap kerenπππ
Izin Copy untuk digunakan visualisasi jalan salib 2023 di Magelang
BalasHapuskeren hasil karyanya. izin download dan digunakan di banjarmasin. terima kasih ya
BalasHapusIjin copy nggih.
BalasHapusMohon ijin menggunakan teks ini untuk aktus paskah, kami sertakan dengan nama pembuatnya. Saya dari Maumere.
BalasHapusijin copy dan bawakan di Bintuni Papua Barat
BalasHapusIjin menggunakan teks utk anak2 SMAK Aloysiusπππ
BalasHapus